Efek Negatif Membiarkan Anak Menghabiskan Waktu Untuk Game Online

Detikbatak.com|Efek Negatif Membiarkan Anak Menghabiskan Waktu Untuk Game Online.Siapa yang tidak kenal game online? Tentu kita semua tahu bahkan banyak yang memainkannya bukan? Saat ini game online adalah permainan paling populer di kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa memainkannya. Sebut saja game Moba (mobile Legend Bang-bang) salah satu media game yang bahkan orang tua pun memainkannya hingga berjam-jam di warnet dan bahkan di kantor.

Detikbatak.com|Efek Negatif Membiarkan Anak Menghabiskan Waktu Untuk Game Online.Siapa yang tidak kenal game online? Tentu kita semua tahu bahkan banyak yang memainkannya bukan? Saat ini game online adalah permainan paling populer di kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga dewasa memainkannya. Sebut saja game Mona (mobilemLegend Bang-bang) salah satu media game yang bahkan orang tua pun memainkannya hingga berjam-jam di warnet dan bahkan di kantor.           Game online memang menyediakan semua hal yang dapat menyenangkan mata, mulai dari grafis yang memanjakan mata, tidak melelahkan dan bahkan dapat menghasilkan uang seperti permainan video game yang dapat mengupload video tersebut sebagai bentuk wadah tempat peyedia atau wadah iklan dari media publisher internet seperti YouTube.    Tapi tahukah kita kalau populernya game online telah merusak pola pikir anak-anak serta generasi muda sekarang? Kita tahu Internet menyediakan segala sesuatu yang jika tidak digunakan dengan benar dapat menghasilkan nilai negatif yang sangat tinggi, sebut saja permainan-permainan online yang berbau kekerasan yang rata-rata sangat disukai oleh anak-anak.    Dan tahukah kita kalau sebenarnya kita adalah negara yang penuh budaya secara perlahan telah kehilangan kekayaan budaya daerah kita yaitu permainan tradisional. Sebut saja permainan engklek, petak umpet dan lain-lain sudah sangat jarang ditemui yang sebenarnya permainan tradisional lebih memiliki nilai dibanding sekedar bermain game online, pernah saya bertanya kepada seorang anak yang memiliki uang sebanyak dua ribu rupiah lebih memilih untuk ke warnet untuk bermain game online daripada menggunakannya untuk hal-hal lain.    Dari situ sudah jelas kalau anak-anak saja sudah lebih memilih bermain game online daripada menabung atau menjajankan uangnya untuk makanan. Hal lain adalah semakin kurangnya komunitas remaja di daerah karena lebih banyak pemuda menghabiskan waktu bermain game online daripada harus berkumpul dan bermain dengan remaja-remaja lainnya, ini menunjukkan semakin kurangnya rasa kebersamaan lagi, padahal seharusnya sifat kebersamaan itu harus dipupuk sejak kecil bukan malah membiarkan anak bersifat individu dan memuaskan dirinya sendiri. Seperti halnya di kampung kelahiran saya setelah masuknya sistem jaringan digital internet sudah jarang anak-anak melakukan permainan tradisional batak.bahkan semua sudah sibuk pada game online jaman sekarang.Sebagai generasi muda, apakah yang harus kita lakukan??
Permainan tradisional

Game online memang menyediakan semua hal yang dapat menyenangkan mata, mulai dari grafis yang memanjakan mata, tidak melelahkan dan bahkan dapat menghasilkan uang seperti permainan video game yang dapat mengupload video tersebut sebagai bentuk wadah tempat peyedia atau wadah iklan dari media publisher internet seperti YouTube.

Tapi tahukah kita kalau populernya game online telah merusak pola pikir anak-anak serta generasi muda sekarang? Kita tahu Internet menyediakan segala sesuatu yang jika tidak digunakan dengan benar dapat menghasilkan nilai negatif yang sangat tinggi, sebut saja permainan-permainan online yang berbau kekerasan yang rata-rata sangat disukai oleh anak-anak.

Dan tahukah kita kalau sebenarnya kita adalah negara yang penuh budaya secara perlahan telah kehilangan kekayaan budaya daerah kita yaitu permainan tradisional. Sebut saja permainan engklek, petak umpet dan lain-lain sudah sangat jarang ditemui yang sebenarnya permainan tradisional lebih memiliki nilai dibanding sekedar bermain game online, pernah saya bertanya kepada seorang anak yang memiliki uang sebanyak dua ribu rupiah lebih memilih untuk ke warnet untuk bermain game online daripada menggunakannya untuk hal-hal lain.

Dari situ sudah jelas kalau anak-anak saja sudah lebih memilih bermain game online daripada menabung atau menjajankan uangnya untuk makanan. Hal lain adalah semakin kurangnya komunitas remaja di daerah karena lebih banyak pemuda menghabiskan waktu bermain game online daripada harus berkumpul dan bermain dengan remaja-remaja lainnya, ini menunjukkan semakin kurangnya rasa kebersamaan lagi, padahal seharusnya sifat kebersamaan itu harus dipupuk sejak kecil bukan malah membiarkan anak bersifat individu dan memuaskan dirinya sendiri. Seperti halnya di kampung kelahiran saya setelah masuknya sistem jaringan digital internet sudah jarang anak-anak melakukan permainan tradisional batak.bahkan semua sudah sibuk pada game online jaman sekarang.Sebagai generasi muda, apakah yang harus kita lakukan??


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Warga Batak

Formulir Kontak