Catat ! Jokowi Tidak Pernah Memenjarakan Orang Yang Mengkritiknya


Catat! Jokowi Tidak Pernah Memenjarakan Orang Yang Mengkritiknya

Topik Referensi.Muak rasanya melihat framing kubu 02 berserta antek- anteknya, mereka dalam setiap perbedaan membuat framing tentang kekejaman pemerintahan Jokowi, lihat saja sesuai dengan Fadli Zon, lalu framing rejim korupsi oleh si Bambang Widjayanto padahal dia makan dari APBD. Bahkan framing rezim diktator dari si sengkuni.

ℹ️Berita  Catat! Jokowi Tidak Pernah Memenjarakan Orang Yang Mengkritiknya      Curahan Online.Muak rasanya melihat framing kubu 02 berserta antek- anteknya, mereka dalam setiap perbedaan membuat framing tentang kekejaman pemerintahan Jokowi, lihat saja sesuai dengan Fadli Zon, lalu framing rejim korupsi oleh si Bambang Widjayanto padahal dia makan dari APBD. Bahkan framing rezim diktator dari si sengkuni.     Presiden Ri jokowi   Semuanya dilontarkan kepada Jokowi dengan beringas dan serangan tersebut bukan sekali dua kali saja tetapi sangat sering di setiap kesempatan. Kasus nenek Ratna yang ingin kembali muda, perlu melakukan operasi plastik, guna mengembat duda yang suka piara kuda, juga dinarasikan sebagai kekejaman dan represifnya pemerintahan Jokowi.    Jejak digital di mana Fahri Hamzah berbusa-busa memprovokasi masa di mana dia dinilai rezim represiflah dan lainnya, jelas berpikir betapa buruknya mereka memperlakukan Jokowi. Tapi seperti biasa Jokowi menanggapinya dengan kepala dingin khas Jokowi. Mungkin saja ketika Prabowo yang dituduh begitu sudah ngamuk- ngamuk dia pukul sana sampai sini sampai gebrak meja.    Jokowi yang apa adanya dibilang pencitraan, padahal rakyat Solo faham betul Jokowi ya seperti itu apa adanya. Justru karena Jokowi yang apa adanya jujur dan sederhana itu malah membuat panas para pembencinya.    Lima tahun terakhir kalau kita perhatikan didunia maya berseliweran makian dan hinaan kepada Jokowi padahal sebagai Presiden wibawanya dilindungi oleh Undang- undang karena Presiden adalah lambang negara. Jadi tidak boleh orang menghina dan mencaci Presidennya seenak udelnya sendiri, semua ada aturannya.     Nah masalahnya adalah para kubu pembenci Jokowi, sebut saja antek orde baru, para tuan tanah, pengusaha korup, pejabat korup dan ormas anti Pancasila yang sudah dilarang (HTI) mereka bersatu dan membuat narasi seolah- olah Jokowi anti kritik.    Cukuplah sudah ayo buka data semuanya, kapan dan dimana ada pengkritik Jokowi yang ditangkap ?    Neno warisman nenek lebay yang berani mengancam Allahnya saja masih bebas kelayapan kemana saja, apa lagi si dengkul yang ngaku- ngaku sebagai ustad padahal hanya modal jenggot dan jidat gosong yang sukanya menjelekan dan menghina Jokowi , dia saja masih bernafas dengan bebasnya, apalagi manusia yang hobinya nyinyir dan asbun macam yang terhormat anggota dewan Fadli Zon dan Fahri Hamzah saja masih bebas ngoceh gak karuan dan masih menikmati gaji dari negara Jadi jangan asal ngomonglah, Jokowi tidak pernah menangkap orang yang mengkritiknya.    Ingat, bedakan mengkritik dengan menghina, jelas berbeda kalau ada orang yang mengkritik kinerja Gubernur DKI yang berhasil menjadi Gubernur karena politik identitas dan memakai ayat dan mayat buat menakuti orang, ya wajar saja, sebab perbandingannya jelas, kinerjanya selalu dibandingkan dengan kinerja Basuki Tjahaha Purnama, yang memang berprestasi.    Kalau banyak orang yang ditangkap, itu bukan karena mengkritik Jokowi, tetapi ditangkap karena mereka menghina, atau melecehkan Jokowi sebagai kepala negara yang sah. Akan tetapi melihat yang terjadi kita kok jadinya curiga ada yang menggerakkan orang- orang itu sehingga mau berbuat bodoh dengan menghina, menista dan mengejek Jokowi. Seolah- olah ada yang menggerakan mereka, polanya jelas yaitu menghina Kepala negara, ditangkap, minta maaf, lalu dilepaskan. Sebaiknya pihak aparat menghkum berat mereka para penghina dan penista kepala negara ini agar membuat efek jera kepada masyarakat.    Jadi jelas dan terbukti bahwa selama lima tahun tidak pernah ada orang atau masyarakat yang ditangkap karena mengkritil Jokowi. Jangankan mengkritik nyinyir ngawur saja masih bisa bebas berkeliaran, jadi sudahlah sudahi narasi kejelekan pemerintahan Jokowi. Ingatlah bahwa di jaman Soeharto lebih parah lagi pengkritik Soeharto dipastikan tidak akan bebas berkeliaran jangankan mengkritik, menyanyi saja bisa di black list, contohnya di Bang Haji raja dangdut pernah dicekal dijaman Soeharto, anehnya sekarang mati-matian membela Prabowo yang jelas-jelas antek orde baru, dasar terlalu!.    Mereka membuat narasi seolah-olah Jokowi anti kritik, tetapi mereka sendiri mendukung orde baru dan antek- anteknya, apa nggak salah itu? Sudahlah ngga nimat apa hidup para nyinyirun dan kritikus pemerintah itu, lihat saja Si Gerung dan ILC acara tidak dihargai di TV yang beda itu, di situ semua kritikus bebas berbicara alias ngibul, tidak ada yang suka, yang mengkritik pemerintah dan ngibul masih bisa disediakan kehormatan.    Jadi masih dinilai pemerintahan Jokowi anti kritik? Mikir !!    #JokowiAminIndonesiaMaju  sumber: Seword.com
Presiden Ri jokowi

Semuanya dilontarkan kepada Jokowi dengan beringas dan serangan tersebut bukan sekali dua kali saja tetapi sangat sering di setiap kesempatan. Kasus nenek Ratna yang ingin kembali muda, perlu melakukan operasi plastik, guna mengembat duda yang suka piara kuda, juga dinarasikan sebagai kekejaman dan represifnya pemerintahan Jokowi.

Jejak digital di mana Fahri Hamzah berbusa-busa memprovokasi masa di mana dia dinilai rezim represiflah dan lainnya, jelas berpikir betapa buruknya mereka memperlakukan Jokowi. Tapi seperti biasa Jokowi menanggapinya dengan kepala dingin khas Jokowi. Mungkin saja ketika Prabowo yang dituduh begitu sudah ngamuk- ngamuk dia pukul sana sampai sini sampai gebrak meja.

Jokowi yang apa adanya dibilang pencitraan, padahal rakyat Solo faham betul Jokowi ya seperti itu apa adanya. Justru karena Jokowi yang apa adanya jujur dan sederhana itu malah membuat panas para pembencinya.

Lima tahun terakhir kalau kita perhatikan didunia maya berseliweran makian dan hinaan kepada Jokowi padahal sebagai Presiden wibawanya dilindungi oleh Undang- undang karena Presiden adalah lambang negara. Jadi tidak boleh orang menghina dan mencaci Presidennya seenak udelnya sendiri, semua ada aturannya.

 Nah masalahnya adalah para kubu pembenci Jokowi, sebut saja antek orde baru, para tuan tanah, pengusaha korup, pejabat korup dan ormas anti Pancasila yang sudah dilarang (HTI) mereka bersatu dan membuat narasi seolah- olah Jokowi anti kritik.

Cukuplah sudah ayo buka data semuanya, kapan dan dimana ada pengkritik Jokowi yang ditangkap ?

Neno warisman nenek lebay yang berani mengancam Allahnya saja masih bebas kelayapan kemana saja, apa lagi si dengkul yang ngaku- ngaku sebagai ustad padahal hanya modal jenggot dan jidat gosong yang sukanya menjelekan dan menghina Jokowi , dia saja masih bernafas dengan bebasnya, apalagi manusia yang hobinya nyinyir dan asbun macam yang terhormat anggota dewan Fadli Zon dan Fahri Hamzah saja masih bebas ngoceh gak karuan dan masih menikmati gaji dari negara Jadi jangan asal ngomonglah, Jokowi tidak pernah menangkap orang yang mengkritiknya.

Ingat, bedakan mengkritik dengan menghina, jelas berbeda kalau ada orang yang mengkritik kinerja Gubernur DKI yang berhasil menjadi Gubernur karena politik identitas dan memakai ayat dan mayat buat menakuti orang, ya wajar saja, sebab perbandingannya jelas, kinerjanya selalu dibandingkan dengan kinerja Basuki Tjahaha Purnama, yang memang berprestasi.

Kalau banyak orang yang ditangkap, itu bukan karena mengkritik Jokowi, tetapi ditangkap karena mereka menghina, atau melecehkan Jokowi sebagai kepala negara yang sah. Akan tetapi melihat yang terjadi kita kok jadinya curiga ada yang menggerakkan orang- orang itu sehingga mau berbuat bodoh dengan menghina, menista dan mengejek Jokowi. Seolah- olah ada yang menggerakan mereka, polanya jelas yaitu menghina Kepala negara, ditangkap, minta maaf, lalu dilepaskan. Sebaiknya pihak aparat menghkum berat mereka para penghina dan penista kepala negara ini agar membuat efek jera kepada masyarakat.

Jadi jelas dan terbukti bahwa selama lima tahun tidak pernah ada orang atau masyarakat yang ditangkap karena mengkritil Jokowi. Jangankan mengkritik nyinyir ngawur saja masih bisa bebas berkeliaran, jadi sudahlah sudahi narasi kejelekan pemerintahan Jokowi. Ingatlah bahwa di jaman Soeharto lebih parah lagi pengkritik Soeharto dipastikan tidak akan bebas berkeliaran jangankan mengkritik, menyanyi saja bisa di black list, contohnya di Bang Haji raja dangdut pernah dicekal dijaman Soeharto, anehnya sekarang mati-matian membela Prabowo yang jelas-jelas antek orde baru, dasar terlalu!.

Mereka membuat narasi seolah-olah Jokowi anti kritik, tetapi mereka sendiri mendukung orde baru dan antek- anteknya, apa nggak salah itu? Sudahlah ngga nimat apa hidup para nyinyirun dan kritikus pemerintah itu, lihat saja Si Gerung dan ILC acara tidak dihargai di TV yang beda itu, di situ semua kritikus bebas berbicara alias ngibul, tidak ada yang suka, yang mengkritik pemerintah dan ngibul masih bisa disediakan kehormatan.

Jadi masih dinilai pemerintahan Jokowi anti kritik? Mikir !!

#JokowiAminIndonesiaMaju
sumber: Seword.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Warga Batak

Formulir Kontak