Bagi rekan-rekan Investor. Kalian pasti pernah dengar istilah don't put your eggs in one basket
sebuah kutipan dari Warren Buffett salah satu orang terkaya di dunia dan juga dikenal sebagai Bapak investor dunia.nah kutipan ini sering dikaitkan dengan teori diversifikasi aset dalam portfolio investasi.
tapi apakah kalian tahu kalau orang yang sama Warren Buffett justru mengatakan bahwa diversifikasi adalah praktek yang tidak masuk akal untuk mereka yang tahu apa yang mereka lakukan. Ia juga mengatakan bahwa diversifikasi itu adalah perlindungan atau proteksi bagi
ketidaktahuan nah banyak orang mengatakan bahwa berinvestasi dalam aset yang terlalu banyak ini justru tidak optimal dan mengurangi potensi imbal hasil.
jadi diversifikasi atau tidak? Lalu bagaimana cara yang optimal dalam melakukan diversifikasi akan kita bahas di artikel ini. STAY TUNE !
Diversifikasi.. menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
diversifikasi berarti penganekaan usaha untuk menghindari ketergantungan pada ketunggalan kegiatan produk jasa atau investasi.
sedangkan diversifikasi investasi berarti upaya mengurangi risiko dengan cara tidak fokus ke satu instrumen investasi saja.
Misalnya selain investasi di saham Kita juga bisa investasi obligasi mata uang properti dan sebagainya.
atau kalau investasi di saham tidak hanya satu saham saja tapi beberapa saham Kenapa ?
misalnya nih kita punya satu saham hanya ada dua kemungkinan skenario kan untung atau rugi jadi probabilitasnya 50% kita rugi 50% lainnya kita untung. Tapi coba bayangkan kalau kita punya empat saham yang berbeda akan ada lebih banyak lagi kemungkinan yang bisa terjadi kalau saya hitung ada 16 kemungkinan skenario dan probabilitas.
keempat saham kita itu mengalami kerugian hanya 1/16 atau 6,25 persen ,jauh lebih kecil kan risikonya Tapi kalian tahu bahwa tidak semua resiko itu bisa dikurangi dengan diversifikasi Lho.ada dua jenis resiko yang pertama adalah risiko sistematis yang kedua adalah resiko nonsistematis.
risiko sistematis sering juga disebut risiko pasar adalah risiko yang berlaku umum dan berpengaruh terhadap harga semua saham di pasar modal
contoh resiko sistematis adalah peningkatan suku bunga, kenaikan inflasi atau bisa juga volatilitas pasar yang tinggi
nah risiko sistematis pada umumnya sifatnya sistematik dan sulit dihindari ini adalah Resiko yang tidak bisa dikurangi dengan diversifikasi.
sebuah kutipan dari Warren Buffett salah satu orang terkaya di dunia dan juga dikenal sebagai Bapak investor dunia.nah kutipan ini sering dikaitkan dengan teori diversifikasi aset dalam portfolio investasi.
tapi apakah kalian tahu kalau orang yang sama Warren Buffett justru mengatakan bahwa diversifikasi adalah praktek yang tidak masuk akal untuk mereka yang tahu apa yang mereka lakukan. Ia juga mengatakan bahwa diversifikasi itu adalah perlindungan atau proteksi bagi
ketidaktahuan nah banyak orang mengatakan bahwa berinvestasi dalam aset yang terlalu banyak ini justru tidak optimal dan mengurangi potensi imbal hasil.
jadi diversifikasi atau tidak? Lalu bagaimana cara yang optimal dalam melakukan diversifikasi akan kita bahas di artikel ini. STAY TUNE !
Diversifikasi.. menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:
diversifikasi berarti penganekaan usaha untuk menghindari ketergantungan pada ketunggalan kegiatan produk jasa atau investasi.
sedangkan diversifikasi investasi berarti upaya mengurangi risiko dengan cara tidak fokus ke satu instrumen investasi saja.
Misalnya selain investasi di saham Kita juga bisa investasi obligasi mata uang properti dan sebagainya.
atau kalau investasi di saham tidak hanya satu saham saja tapi beberapa saham Kenapa ?
misalnya nih kita punya satu saham hanya ada dua kemungkinan skenario kan untung atau rugi jadi probabilitasnya 50% kita rugi 50% lainnya kita untung. Tapi coba bayangkan kalau kita punya empat saham yang berbeda akan ada lebih banyak lagi kemungkinan yang bisa terjadi kalau saya hitung ada 16 kemungkinan skenario dan probabilitas.
keempat saham kita itu mengalami kerugian hanya 1/16 atau 6,25 persen ,jauh lebih kecil kan risikonya Tapi kalian tahu bahwa tidak semua resiko itu bisa dikurangi dengan diversifikasi Lho.ada dua jenis resiko yang pertama adalah risiko sistematis yang kedua adalah resiko nonsistematis.
risiko sistematis sering juga disebut risiko pasar adalah risiko yang berlaku umum dan berpengaruh terhadap harga semua saham di pasar modal
contoh resiko sistematis adalah peningkatan suku bunga, kenaikan inflasi atau bisa juga volatilitas pasar yang tinggi
nah risiko sistematis pada umumnya sifatnya sistematik dan sulit dihindari ini adalah Resiko yang tidak bisa dikurangi dengan diversifikasi.
Misalnya saja di tahun 2020 ini berapa saham pun yang kita punya semuanya pasti turun nilainya karena adanya pandemi.nah sedangkan risiko nonsistematis itu adalah risiko yang tidak terkait dengan perubahan pasar secara keseluruhan biasa disebut juga resiko perusahaan contoh risiko nonsistematis ini adalah risiko likuiditas, risiko kebangkrutan dan risiko tuntutan hukum yang bisa dialami oleh satu perusahaan.
Nah risiko-risiko inilah yang dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi.Secara teori risiko sistematis dan nonsistematis.jadi sebanyak apapun aset yang kita investasikan sulit untuk menghilangkan yang namanya risiko sistematis.
Lalu bagaimana cara melakukan diversifikasi yang optimal? Yang pertama diversifikasi yang baik itu adalah kalau kita berinvestasi pada aset-aset yang berkorelasi mendekati nol atau bahkan negatif artinya aset-aset ini tidak berhubungan satu sama lain atau berkebalikan.
contohnya saham properti dan saham perbankan saat suku bunga acuan cenderung naik.saham properti biasanya mengalami penurunan karena berarti bunga kredit rumah atau KPR akan naik dan orang akan semakin sulit membeli rumah sehingga penjualan rumah akan menurun.
tapi disisi lain saham bank itu justru akan naik karena dengan kenaikan suku bunga berarti Bank bisa mendapat profit lebih tinggi dari kenaikan bunga kredit yang kedua selain diversifikasi antar saham perusahaan Kita sebenarnya juga bisa melakukan diversifikasi kelas aset misalnya dengan berinvestasi di beberapa kelas aset seperti saham, obligasi logam mulia atau mata uang.
hal ini juga bisa mengurangi risiko fluktuasi yang terjadi pada suatu kelas aset dalam siklus ekonomi tertentu
misalnya pada saat Resesi ekonomi kalian tahu bahwa harga emas obligasi dan mata uang safe haven contohnya US Dollar Ini justru naik relatif lebih tinggi terhadap saham.
sementara pada saat siklus ekonomi yang ekspansif atau ekspansi lagi bertumbuh justru saham yang naik lebih tinggi Selain diverifikasi kelas aset Kita juga bisa lakukan diversifikasi geografis yaitu berinvestasi di negara yang berbeda dengan mata uang yang berbeda juga hal ini untuk menghindari risiko geopolitik misalnya saat ini dengan ekonomi di China dan Korea Selatan yang sudah pulih lebih dahulu pasca Lockdown.
Nah risiko-risiko inilah yang dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi.Secara teori risiko sistematis dan nonsistematis.jadi sebanyak apapun aset yang kita investasikan sulit untuk menghilangkan yang namanya risiko sistematis.
Lalu bagaimana cara melakukan diversifikasi yang optimal? Yang pertama diversifikasi yang baik itu adalah kalau kita berinvestasi pada aset-aset yang berkorelasi mendekati nol atau bahkan negatif artinya aset-aset ini tidak berhubungan satu sama lain atau berkebalikan.
contohnya saham properti dan saham perbankan saat suku bunga acuan cenderung naik.saham properti biasanya mengalami penurunan karena berarti bunga kredit rumah atau KPR akan naik dan orang akan semakin sulit membeli rumah sehingga penjualan rumah akan menurun.
tapi disisi lain saham bank itu justru akan naik karena dengan kenaikan suku bunga berarti Bank bisa mendapat profit lebih tinggi dari kenaikan bunga kredit yang kedua selain diversifikasi antar saham perusahaan Kita sebenarnya juga bisa melakukan diversifikasi kelas aset misalnya dengan berinvestasi di beberapa kelas aset seperti saham, obligasi logam mulia atau mata uang.
hal ini juga bisa mengurangi risiko fluktuasi yang terjadi pada suatu kelas aset dalam siklus ekonomi tertentu
misalnya pada saat Resesi ekonomi kalian tahu bahwa harga emas obligasi dan mata uang safe haven contohnya US Dollar Ini justru naik relatif lebih tinggi terhadap saham.
sementara pada saat siklus ekonomi yang ekspansif atau ekspansi lagi bertumbuh justru saham yang naik lebih tinggi Selain diverifikasi kelas aset Kita juga bisa lakukan diversifikasi geografis yaitu berinvestasi di negara yang berbeda dengan mata uang yang berbeda juga hal ini untuk menghindari risiko geopolitik misalnya saat ini dengan ekonomi di China dan Korea Selatan yang sudah pulih lebih dahulu pasca Lockdown.
sebenarnya akan sangat menarik kalau kita bisa berinvestasi di saham saham di China atau juga Korea Selatan diversifikasi juga membuat pergerakan portfolio investasi kita secara keseluruhan juga lebih mulus karena Resiko yang terbagi tidak volatile seperti ini jika kita tidak melakukan diversifikasi.
Jadi apakah berarti kita harus investasi ke banyak aset sebanyak-banyaknya?Hmm tidak juga menurut teori portfolio modern. manfaat diversifikasi justru menyusut seiring bertambahnya saham yang kita investasikan.
diversifikasi seperti yang tadi sudah saya sebutkan resiko inilah yang dinamakan risiko sistematis
Dengan kata lain diversifikasi tidak lagi memiliki manfaat tambahan jika kita berinvestasi di terlalu banyak saham
untuk kalian yang baru mau memulai investasi,punya 10 bahkan 20 saham sepertinya terlalu banyak modalnya juga besar.misalnya kalau kita mau investasi di 10 saham dengan kapitalisasi terbesar masing-masing satu lot saja dengan harga saham per tanggal 30 Juli 2020 kemarin kita membutuhkan dana kurang lebih 9,2 juta rupiah untuk bisa membeli ke-10 Saham itu. Ini adalah salah satu alasan kenapa Reksadana sangat direkomendasikan untuk investor pemula.
Di Reksadana dengan modal investasi minimal sebesar Rp100.000 saja kita sudah bisa berinvestasi di lebih dari 10 bahkan 20 saham kelebihan lain adalah kita tidak perlu melakukan analisa mendalam terhadap saham-saham tersebut
Jadi apakah berarti kita harus investasi ke banyak aset sebanyak-banyaknya?Hmm tidak juga menurut teori portfolio modern. manfaat diversifikasi justru menyusut seiring bertambahnya saham yang kita investasikan.
diversifikasi seperti yang tadi sudah saya sebutkan resiko inilah yang dinamakan risiko sistematis
Dengan kata lain diversifikasi tidak lagi memiliki manfaat tambahan jika kita berinvestasi di terlalu banyak saham
untuk kalian yang baru mau memulai investasi,punya 10 bahkan 20 saham sepertinya terlalu banyak modalnya juga besar.misalnya kalau kita mau investasi di 10 saham dengan kapitalisasi terbesar masing-masing satu lot saja dengan harga saham per tanggal 30 Juli 2020 kemarin kita membutuhkan dana kurang lebih 9,2 juta rupiah untuk bisa membeli ke-10 Saham itu. Ini adalah salah satu alasan kenapa Reksadana sangat direkomendasikan untuk investor pemula.
Di Reksadana dengan modal investasi minimal sebesar Rp100.000 saja kita sudah bisa berinvestasi di lebih dari 10 bahkan 20 saham kelebihan lain adalah kita tidak perlu melakukan analisa mendalam terhadap saham-saham tersebut
karena ada manajer investasi yang akan melakukan analisa dan aktivitas jual-beli saham dalam satu produk reksadana tersebut.
kalau kalian adalah seorang investor aktif tentu lebih baik berinvestasi pada beberapa saham saja yang sangat kita kenal seperti yang dilakukan oleh Warren Buffett tidak perlu melakukan diversifikasi terlalu banyak karena justru akan memerlukan banyak sekali waktu untuk analisa per saham sehingga imbal hasil justru menjadi tidak optimal.
Tetapi kalau kalian adalah investor pasif atau pemula investasi di Reksadana bisa jadi satu pilihan yang menarik untuk melakukan diversifikasi investasi.
apalagi di Reksadana juga tersedia banyak pilihan yang bisa disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi kalian. Kalian bisa berinvestasi antar kelas aset seperti di saham atau obligasi
Kalian juga bisa berinvestasi di luar negeri seperti di pasar Amerika Serikat dan juga Asia Pasifik dalam mata uang USD baik rekan-rekan investor itu tadi bahasan singkat kita mengenai diversifikasi.
DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO."Dunia sanggup memberi makan seluruh penduduk bumi,tapi gagal memberi makan seorang yang serakah itulah Ungkapan "oleh Mahatma Gandhi"
Baca juga: 7 Cara Memilih Perusahaan Sekuritas
"Taruh semua telur anda dalam satu keranjang dan jaga keranjang itu baik-baik",kata Andre Carnegie seabad lalu.seiring pengalaman pahit yang menguras kekayaan investor ,ungkapan tersebut mulai bergeser dan semakin diyakini di lautan ketidak pastian pasar modal."don't put all your eggs in one basket,separate it",begitulah perumpamaan diversifikasi.investasi apapun pasti memiliki resiko dengan relatifitas besar kecil resiko yang di toleransi.
Bagaimana caranya agar telur aman?selain tempatnya harus empuk,telur juga harus terpisah.lebih syukur lagi kalau telur itu menetas!
Ada 3 diversifikasi yang perlu anda ketahui,menyebar resiko menjadi kunci sukses dalam berinvestasi saham:
1.Diversifikasi Saham
Anda bisa mengoleksi beberapa saham big caps penggerak pasar dari sektor yang berbeda.membeli beberapa jenis saham untuk setiap sektor pertambangan,telekomunikasi,utilitas,industri,perbankan dan insfratruktur,.anda selalu memiliki probabilitas untuk mendapatkan kesempatan lebih sering untung ketika terjadi bullish pada sektor-sektor tertentu.karena anda telah mengunci beberapa saham unggulan yang kenaikannya biasanya bergantian sebaliknya,terlalu besar taruhannya apabila anda memborong beberapa saham pada sektor yang sama.ketika kondisi pasar lagi bearish maka di pastikan seluruh saham tersebut akan terkoreksi pula.
2.Diversifikasi di Instrumen Berbeda
Dalam kondisi crash atau krisis ,bisa di pastikan seluruh harga saham akan turun.anda bisa menyebar portopolio anda pada berbagai instrumen selain saham seperti obligasi,emas ,properti,Reksadana,deposito,untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
3.Diversifikasi Waktu
Bagi anda yang memiliki keterbatasan modal,dapat mengoleksi suatu saham berdasarkan rentang waktu tertentu.misalnya,anda seorang karyawan yang memiliki penghasilan tetap bulanan,dan menyisihkan sebagian dana tersebut guna membeli saham tertentu.berapapun harganya tidak masalah bagi anda ,karena anda mengoleksi untuk investasi jangka panjang .inilah yang disebut averanging up.
kalau kalian adalah seorang investor aktif tentu lebih baik berinvestasi pada beberapa saham saja yang sangat kita kenal seperti yang dilakukan oleh Warren Buffett tidak perlu melakukan diversifikasi terlalu banyak karena justru akan memerlukan banyak sekali waktu untuk analisa per saham sehingga imbal hasil justru menjadi tidak optimal.
Tetapi kalau kalian adalah investor pasif atau pemula investasi di Reksadana bisa jadi satu pilihan yang menarik untuk melakukan diversifikasi investasi.
apalagi di Reksadana juga tersedia banyak pilihan yang bisa disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi kalian. Kalian bisa berinvestasi antar kelas aset seperti di saham atau obligasi
Kalian juga bisa berinvestasi di luar negeri seperti di pasar Amerika Serikat dan juga Asia Pasifik dalam mata uang USD baik rekan-rekan investor itu tadi bahasan singkat kita mengenai diversifikasi.
Jenis Diversifikasi Portofolio Investasi Saham
DIVERSIFIKASI PORTOFOLIO."Dunia sanggup memberi makan seluruh penduduk bumi,tapi gagal memberi makan seorang yang serakah itulah Ungkapan "oleh Mahatma Gandhi"
Baca juga: 7 Cara Memilih Perusahaan Sekuritas
"Taruh semua telur anda dalam satu keranjang dan jaga keranjang itu baik-baik",kata Andre Carnegie seabad lalu.seiring pengalaman pahit yang menguras kekayaan investor ,ungkapan tersebut mulai bergeser dan semakin diyakini di lautan ketidak pastian pasar modal."don't put all your eggs in one basket,separate it",begitulah perumpamaan diversifikasi.investasi apapun pasti memiliki resiko dengan relatifitas besar kecil resiko yang di toleransi.
Diversifikasi Portopolio Saham |
Bagaimana caranya agar telur aman?selain tempatnya harus empuk,telur juga harus terpisah.lebih syukur lagi kalau telur itu menetas!
Ada 3 diversifikasi yang perlu anda ketahui,menyebar resiko menjadi kunci sukses dalam berinvestasi saham:
1.Diversifikasi Saham
Anda bisa mengoleksi beberapa saham big caps penggerak pasar dari sektor yang berbeda.membeli beberapa jenis saham untuk setiap sektor pertambangan,telekomunikasi,utilitas,industri,perbankan dan insfratruktur,.anda selalu memiliki probabilitas untuk mendapatkan kesempatan lebih sering untung ketika terjadi bullish pada sektor-sektor tertentu.karena anda telah mengunci beberapa saham unggulan yang kenaikannya biasanya bergantian sebaliknya,terlalu besar taruhannya apabila anda memborong beberapa saham pada sektor yang sama.ketika kondisi pasar lagi bearish maka di pastikan seluruh saham tersebut akan terkoreksi pula.
2.Diversifikasi di Instrumen Berbeda
Dalam kondisi crash atau krisis ,bisa di pastikan seluruh harga saham akan turun.anda bisa menyebar portopolio anda pada berbagai instrumen selain saham seperti obligasi,emas ,properti,Reksadana,deposito,untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
3.Diversifikasi Waktu
Bagi anda yang memiliki keterbatasan modal,dapat mengoleksi suatu saham berdasarkan rentang waktu tertentu.misalnya,anda seorang karyawan yang memiliki penghasilan tetap bulanan,dan menyisihkan sebagian dana tersebut guna membeli saham tertentu.berapapun harganya tidak masalah bagi anda ,karena anda mengoleksi untuk investasi jangka panjang .inilah yang disebut averanging up.
Tags
Belajar Saham