Topik Referensi.Dalihan Natolu adalah istilah falsafah batak yang memiliki sejarah panjang dari sejak adanya perdaban batak di dunia.istilah ini sendiri merupakan bahasa batak yang jika di artikan menjadi 'Tungku Berkaki Tiga'kedalam bahasa nasional (indonesia.
Pengetahuan sosial yang menyangkut budaya masyarakat suku batak,dimana dalihan natolu sama seperti rantai yang mengikat tali kekerabatan dan persaudaraan baik antarsaudara,hubungan perkawinan,hubungan sesama yang menjadi dasar untuk tetap hidup saling menghargai dan menghormati di dalam kedudukan masing masing di dalam suku batak.
Karena begitu pentingnya Filsafah ini bagi tatanan hidup suku batak,Dalihan Na Tolu sudah menjadi Kunci utama yang selalu kita dengar dari para tetuah kita,baik orang tua,nenek dan saudara saudara yang memiliki jenjang lebih tinggi dari pada kita sendiri.
Terutama dalam acara upacara adat,pemberkatan,nikah,pemberangkatan seseorang di saat menuju tujuan keluar daerah seperti contoh di saat orangtua memberangkatkan anak pergi merantau.Filsapah ini selalu di berikan untuk menjadi bekal hidup selanjutnya yang sangat berguna.
lalu apa isi Dalihan Natolu filsafah orang batak ini?berikut ulasanya:
inilah Dalihan Natolu Filsafah Hidup Orang BatakYang Harus Kamu Terapkan
1.Somba Mar Hula Hula
Somba Marhulahula: ada yang menafsirkan pemahaman ini menjadi “menyembah hul-hula, namun ini tidak tepat. Memang benar kata Somba, yang tekananya pada som berarti menyembah, akan tetapi kata Somba di sini tekananya ba yang adalah kata sifat dan berarti hormat. Sehingga Somba marhula-hula berarti hormat kepada Hula-hula.
Hula-hula adalah kelompok marga istri mulai dari istri kita, kelompok marga ibu(istri bapak), kelompok marga istri opung, dan beberapa generasi; kelompok marga istri anak, kelompok marga istri cucu, kelompok marga istri saudara dan seterusnya dari kelompok dongan tubu
Hula-hula ditengarai sebagai sumber berkat. Hulahula sebagai sumber hagabeon/keturunan. Keturunan diperoleh dari seorang istri yang berasal dari hulahula. Tanpa hulahula tidak ada istri, tanpa istri tidak ada keturunan
2.Elek Marboru
Elek Marboru/lemah lembut tehadap boru/perempuan Berarti rasa sayang yang tidak disertai maksud tersembunyi dan pamrih. boru adalah anak perempuan kita, atau kelompok marga yang mengambil istri dari anak kita(anak perempuan kita).
Sikap lemah lembut terhadap boru perlu, karena dulu borulah yang dapat diharapkan membantu mengerjakan sawah di ladang tanpa boru, mengadakan pesta suatu hal yang tidak mungkin dilakukan
3.Manat Mardongan Tubu
Manat mardongan tubu/sabutuha, suatu sikap berhati-hati terhadap sesama marga untuk mencegah salah paham dalam pelaksanaan acara adat Hati–hati dengan teman semarga.
ata orang tua-tua “hau na jonok do na boi marsiogoson” yang berarti kayu yang dekatlah yang dapat bergesekan. Ini menggambarkan bahwa begitu dekat dan seringnya hubungan terjadi, hingga dimungkinkan terjadi konflik, konflik kepentingan, kedudukan, dan lain-lai
Inti ajaran Dalihan Natolu adalah kaidah moral berisi ajaran saling menghormati (masipasangapon) dengan dukungan kaidah moral: saling menghargai dan menolong.
Dalihan Natolu menjadi media yang memuat asas hukum yang objektif.